Sepasang orangtua muda sangat
kawatir ketika anaknya sejak lahir hampir tiap bulan selalu ke dokter
karena sakit pilek dan batuk. Bahkan anaknya pernah mengalkanmi pilek
dan batukl selam 2 bulan. Seringkali dokter mengatakan bayinya mengalami
alergi tetapi kok diberi antibiotika. Kekawatiran orangtua beralasan
karena anak tersebut sudah terlalu sering minum obat apalagi antibiotika
adalah konsumsi rutin setiap sakit. Tampaknya sekitar 10-20% bayi
mengalami hal itu. Hal ini terjadi karena di rumah ada yang sering
mengalami alergi dan sakit berulang juga. Kelompok bayi seperti ini
biasanya daya tahan tubuh tidak optimal. Ternyata, penyebab daya tahan
tubuh yang tidak optimal ini sering terjadi pada anak dengan saluran
cerna yang sensitif. Kondisi ini terjadi karena sebagian besar atau
sekitar 70% mekanisme pertahanan tubuh bayi terdapat dalam saluran
cerna. Biasanya hal ini sering terjadi pada penderita alergi. Hal ini
diperumit oleh kesulitan membedakan antara alergi dan infeksi.
Sepertinya merupakan hal mudah membedakannya tetapi banyak penderita
atau sebagian dokter mengganggap gejala infeksi dianggap alergi atau
sebaliknya gejala alergi dianggap infeksi.
KARAKTERISTIK BAYI YANG MUDAH SAKIT
- Dikatakan infeksi berulang pada bayi bila infeksi sering terjadi infeksi lebih dari 10 kali dalam setahun atau bila terjadi infeksi 1-2 kali tiap bulan selama 6 bulan berturut-turut.
- Seringkali mengalami rawat inap saat sakit
- Bila sakit batuk pilek seringkali dilakukan penguapan atau inhalasi
- Pernah mengalami infeksi telinga (OMA)
- Timbul pembesaran kelenjar di leher
- Bila terjadi demam sering sangat tinggi atau lebih 39oC. Dengan penyakit yang sama anak lain mungkin hanya mengalami demam sekitar 38- 38,5oC.
- Pernah mengalami lekositosis (lekosit atau sel darah putih yang sangat tinggi, hasil hitung lekosit di atas 16.000 /m3
- Pernah mengalami pnemoni, mastoiditis, sepsis, ensefalitis atau meningitis
FAKTOR YANG BERPENGARUH MENGAPA BAYI MUDAH SAKIT
- Mekanisme pertahanan tubuh paling banyak atau hampir 60-70% dipengaruhi dan diproduksi dalam sistem saluran cerna
- Daya tahan tubuh buruk, biasanya sering terjadi pada penderita hipersensitif saluran cerna. Keadaan ini sering dialami oleh penderita alergi. Hal inilah menjelaskan kenapa penderita alergi lebih mudah sakit atau rentan terkena infeksi
- Faktor lingkungan seperti kontak dengan sumber infeksi sangat berpengaruh. Kelompok bayi yang mengikuti sekolah prasekolah lebih sering mengalami infeksi 1,5-3 kali dibandingkan dengan anak yang tinggal di rumah. Perokok pasif kemungkinan dua kali lipat untuk terkena infeksi. Jumlah anggota keluarga dirumah meningkatkan terjadinya infeksi. Keluarga dengan jumlah 3 orang hanya didapatkan 4 kali infeksi pertahun sedangkan jumlah keluarga lebih dari 8 didapatkan lebih 8 kali infeksi pertahun.
- Salah satu kakak, ayah, ibu, nenek kakek atau kontak di rumah ada yang mudah sakit atau mengalami alergi. Penyebab utama sakit berulang adalah kontak yang sering sakit dirumah yang juga mengalami sakit berulang atau mudah sakit. Gangguan orang yang mudah sakit ini sering ditandai badan berulang atau sering ngilu, capek, lelah, nyeri tenggorokan, batuk, pilek berkepanjangan. Penderita seperti ini sering dianggap karena terlalu lelah atau alergi. Penderita alergi pada umumnya mudah mengalami infeksi. Namun seringkali sulit membedakan antara alergi dan infeksi, sehingga keluhan infeksi virus seringkali dianggap alergi.
- Meski dilingkungan banyak terdapat orang sakit flu kalau daya tahan tubuh baik akan akan terhindar, tidak terlalu mudah, lebih jarang atau paling tidak gangguan sakitnya lebih ringan.
- Faktor ASI, Gizi dan imunisasi flu mempengaruhi kekebalan tubuh anak. Namun banyak kasus meski minum ASI, anaknya gemuk dan makanannya bergizi dan sudah diberi imunisasi flu tetapi masih sering sakit. Hal ini terjadi karena tidak dicari penyebab utama mengapa daya tahan tubuhnya tidak baik,
- Penderita batuk lama dan pilek lama atau yang sering sakit ini tidak benar tertular dengan mekanisme pingpong. Mekanisme pingpong sering diistilah masyarakat, kalau penderita satu sakit, terkena lainnya dan kembali lagi ke penderita pertama. Karena bila seseorang sudah terkena infeksi virus tertentu selanjutnya akan mempunyai kekebalan terhadap virus tersebut dalam jangka waktu tertentu. Bila penderita tersebut sakit lagi pasti tertular virus baru lainnya.
Alergi termasuk gangguan yang menjadi permasalahan kesehatan penting pada usia bayi. Gangguan ini ternyata dapat menyerang semua organ tanpa terkecuali. Mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki dengan berbagai bahaya dan komplikasi yang mungkin bisa terjadi. Belakangan terungkap bahwa alergi menimbulkan komplikasi yang cukup berbahaya, karena alergi dapat mengganggu semua organ atau sistem tubuh kita termasuk gangguan fungsi otak. Gangguan fungsi otak itulah maka timbul gangguan perkembangan dan perilaku pada anak seperti gangguan konsentrasi, gangguan emosi, keterlambatan bicara, gangguan konsentrasi hingga memperberat gejala penderita Autis dan ADHD. Gejala alergi pada bayi sering dicetuskan dan disebabkan karena banyak faktor. Tetapi yang paling sering terjadi justru dipicu atau diperberat karena infeksi virus ringan yang tidak terdeteksi. Sedangkan faktor lainnya dengan manifestasi lebih ringan disebabkan karena diet ibu bila minum ASI dan makanan yang dikonsumsi termasuk susu sapi. Seringkali dokter atau orangtua sulit membedakan faktor mana yang menjadi penyebab, bahkan seringkali setiap kali timbul gejala alergi langsung divonis alergi susu sapi dan harus ganti susu khusus padahal belum tentu alergi susu sapi.
Deteksi dan pencegahan alergi sejak bayi penting karena apat mencegah atau menghilangkan perjalanan alamiah alergi jangka panjang (allergy March). Perjalanan alamiah alergi jangka panjang adalah gejala alergi setiap usia dan setiap orang akan berbeda. Pada kelmpok tertentu usia di bawah 5 tahun akan mengaklami sensitif saluran cerna dan kulit, usia 5-12 tahun asma dan sering pilek pada usia di atas 15 tahun lebih sensitif hidung atau sinusitis.
Melihat demikian luas dan banyaknya pengaruh alergi yang mungkin bisa terjadi, maka deteksi dan pencegahan alergi sejak dini sebaiknya dilakukan. Gejala serta faktor resiko alergi dapat dideteksi sejak lahir, bahkan mungkin sejak dalam kandungan. Alergi makanan tidak terjadi pada semua orang, tetapi sebagian besar orang mempunyai potensi menjadi alergi. Tampaknya sebagian besar orang bila dicermati pernah mengalami reaksi alergi. Namun sebagian lainnya tidak pernah mengalami reaksi alergi. Terdapat 3 faktor penyebab terjadinya alergi makanan, yaitu faktor genetik, imaturitas usus, pajanan alergi yang kadang memerlukan faktor pencetus.
Alergi dapat diturunkan dari orang tua atau kakek dan nenek pada penderita. Bila ada orang tua menderita alergi kita harus mewaspadai tanda alergi pada anak sejak dini. Bila ada salah satu orang tua yang menderita gejala alergi maka dapat menurunkan resiko pada anak sekitar 20 – 40%, ke dua orang tua alergi resiko meningkat menjadi 40 – 80%. Sedangtkan bila tidak ada riwayat alergi pada kedua orang tua maka resikonya adalah 5 – 15%. Pada kasus terakhir ini bisa saja terjadi bila nenek, kakek atau saudara dekat orang tuanya mengalami alergi.
FAKTOR YANG BERPENGARUH MENGAPA BAYI MUDAH SAKIT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar